Aku dilahirkan di Tanjung besar, 10 agustus 15 tahun yang lalu. Masa kecilku ku habiskan bersama teman-temanku disana, canda, tawa, kulalui bersama mereka. Salah satu temanku adalah seorang anak perempuan yang hampir dikatakan sebagai teman yang paling dekat denganku. Kami sering menghabiskan waktu berdua, hingga orang tua kami mengira kami saling suka padahal pada saat itu kami belum mengenal apa itu cinta. Tapi semua itu tinggal kenangan karna aku harus pindah ke Lampung tepatnya di tempat nenek dari ayahku, pada saat itu aku baru kelas 3 SD. Disana aku mendapat teman-teman yang baru, mendapatkan keluarga baru yang sebelumnya aku tidak mengenal mereka.
Aku mendapatkan seorang teman yang paling dekat denganku, kami selalu kemana-mana bersama, kami selalu satu kelas pada saat itu dan kami sering berlomba untuk mendapatkan nilai terbaik. Tapi sekali lagi aku harus kehilangan sahabat ku lagi karena ia lebih memilih untuk melanjutkan sekolahnya ke Metro, nama yang tidak lagi asing bagiku karena Metro adalah tempat dimana ibuku dilahirkan. Aku meneruskan sekolah di MTs yang ada di desaku, disana aku banyak belajar agama. Tidak ada yang spesial di masa-masa itu hingga akhirnya suatu saat aku mendapat tugas sebagai seksi di organisasi OSIS yang pada saat itu aku belum mempunyai pengalaman apa-apa tentang organisasi. Disana aku di didik di tempa dan lain-lainlah pokoknya.
Satu tahun berlalu begitu saja, di kelas VIII aku di calonkan sebagai ketua OSIS oleh teman-temanku, aku menolak karena aku hanyalah anak kemarin sore. Tapi mereka tak mendengarkan aku, mereka bersikeras untuk tetap mencalonkan ku untuk menjadi ketua OSIS. Akhirnya akupun menjadi ketua OSIS di sekolahku, aku akui pada masa kepemimpinanku aku tidak dapat membuat bangga guru-guruku karna aku gagal untuk dapat menjadi ketua OSIS seperti yang mereka harapkan L. Tapi karena bantuan teman-temanku aku bisa melewati semua itu. aku mempunyai sahabat dan keponakkan yang dekat denganku kami bertiga selalu menghabiskan waktu bersama. Kami bagaikan tiga orang sahabat yang mencari jati diri bersama-sama. Tapi untuk ketiga kalinya aku kehilangan sahabatku. Kami meneruskan sekolah di kota Metro tapi kami berbeda sekolah, aku sekolah di SMA sedangkan mereka sekolah di MAN dan mereka satu sekolah dengan sahabatku sewaktu SD.
Awalnya aku hanya mencoba untuk mendaftar di Smansa karena aku tau, Smansa itu sekolah favorit yang mungkin tidak akan mau menampung siswa yang berasal dari desa seperti aku. Tapi dengan do’a dari orang tua ku aku dapat masuk ke Smansa walaupun harus dengan perjuangan yang amat berat bagaikan melawan penjajah (lebay :D).
Pada masa Orientasi aku sangat kaget dengan lingkungan smansa, aneh, bagus, pokoknya gitulah. Setelah masa Orientasi selesai dan pembagian kelas pun telah dilaksanakan, aku mendapat kelas X.1 yang kata orang si unggulan tapi keknya si biasa aja. Disana aku mendapat teman baru, sahabat baru, guru baru, seragam baru, topi baru, buku baru, pokoknya banyak deh yang baru. :D
Aku ingat sekali kelas pertamaku saat aku masuk untuk pertama kalinya setelah MOS yaitu di sosial 5 yang sekarang udah di gusur jadi bangunan baru yang ntah kapan bakal di huni. Di kelas X.1 aku mendapat sahabat baru, namanya Johari, walaupun awalnya aku agak minder berteman dengannya karena postur tubuhnya yang jauh di atas ku. Tapi lama-kelamaan aku terbiasa dengan semua itu. di smansa aku mengikuti lomba gerak jalan, disana kami dari X.1 (aku, fadel, dipa, johari, dll.) di ajarin buat disiplin, pokoknya kayak di akpol/akmil gitu lah, push up, panas-panassan, pokoknya nyiksa banget lah.
Di kelas X aku nemuin cinta pertamaku, ini diawali saat aku menemani sahabatku untuk pergi dan kami bertemu teman sahabatku karna sahabatku gak punya hape, temen sahabatku nyatet nomor hp ku di hp dia. Lalu kami mulai menjalin komunikasi yang akhirnya kami berpacaran. Tapi hubungan kami tak bertahan lama. Hubungan kami tidak lebih dari 3 bulan, dengan alasan yang tidak dapat ku tuliskan di blog ini.
Naik ke kelas XI aku masuk ipa 3 disana aku gak sekelas sama johari, karna johari masuk ipa 1 dia kan pinter, ganteng, pokoknya pria idaman wanita è(the changcuters). Aku ikut ekskul rohis, paskibra, dan PMR. Khusus buat PMR aku gak ikut diklat karna aku ikut PMR Cuma ikut lombanya aja. Di kelas XI aku dan teman-temanku berubah menjadi anak yang kurang patuh, gak ngerjain tugas, sering telat, bolos, dan perilaku yang lainnya lah yang tidak patut untuk kalian tiru.
Akhir kelas XI kami yang tergabung di PMR komet smansa mengikuti lomba di smea itu jadi lomba yang paling berkesan karna kami berhasil membawa pulang banyak piala, walaupun itu sudah biasa buat tingkat kota metro.
Naik ke kelas XII aku mulai jatuh hati sama anak PMR juga, aku mulai mencari tahu tentang dia lewat temennya, waktu itu pas puasa aku dapet nomor hapenya, awalnya aku takut buat sms dia karna mungkin dia gak kenal sama saya, tapi ya saya coba ternyata tanggapannya bagus dan akupun mulai menjalin komunikasi sama dia. Hingga pada malam takbiran saya nembak dia tapi sayang aku gagal. Karna ada yang ud nembak dia duluan, sungguh hancur hatiku è(Olga Syahputra) tapi hubungan mereka gak bertahan lama. ini membuat aku semangat buat deketin dia. Setelah beberapa saat kami mulai pedekate hingga akhirnya pada tanggal 23 september 2011 saya menyatakan perasaan saya dan dia pun mau menerima saya. Betapa senangnya hatiku karna itu saat bahagia è (ungu) buat saya. Tapi untuk keempat kalinya saya harus kehilangan orang yang saya sayangi. Hubungan kami tidak lebih dari 3 minggu saja. Tapi, saya harus tetap semangat è(bondan and fade 2 black). Karena motto saya “Yang Penting Happy”.
Jadi walaupun patah hati, di bawa happy aja walaupun sebenernya gak happy. Akhir-akhir ini saya dapat julukan laki-laki galau karena status-status saya di fb yang menurut mereka galau. Apalah arti galau?, itu Cuma ungkapan perasaanku saja. Dan sekarang saya hanyalah seorang siswa smansa yang sedang menyusun dan menata kembali semuanya. kata bu’ Ning “kalo sekarang kita lari 40 km/jam, maka kedepannya kita harus lari 120 km/jam untuk bisa sukses”.
Tobe Continued….